Assalamualaikum lur
sederek pengunjung blog
jelek saiyaa aku ameh ngepost sebuah novel eh bisa dibilang bagian dari novel
sih ehhm cerpen aja lah biar gambapng hehe, kisahnya lumayan sedih dan bikin
BAPER, awas hlo ya buat yang baperan:D,cerpen ini karya temenku si Kiky alias Viky alias Mai
alias Ani alias Kurnia alias Nia ah wes lah siapa aja penting panggilannya Kiky
nama lengkapnya Viky Mailani Kurnia Ningsih, semoga bener ejaanya hehe kebetulan
doi pinter gawe cerpen, doi buat cerpen
sebagai sampingan siih, tapi jangan tanya hasilnya hehe, buat yang sedihan,
ngembengan, ingusan, galauan, kalau baca jangan sampe pingsanan yaa okee
clekidooot... ;-)
TAK PERNAH TERUCAP
(By Kiky kurnia)
"Kenangan terakhir buatku tak bisa
lupakan wajahmu, saat kita bersama berbagi rasa habiskan waktu.."
Aarrgh.. Waktu ini seperti kembali terputar
saat aku bisa bersamanya, bercanda tawa, dan bisa menumpahkan segala rasa.
Tepat hari ini satu tahun aku tanpa dirinya, seseorang yang aku sayangi. Namun
sekarang dia telah pergi, untuk meninggalkanku seorang diri tanpa seorang teman
yang mengerti aku seperti dirinya.
Dia.. Orang yang aku sayangi.. Kini Rasa menyesal yang ada karena aku belum
bisa mengungkapkan sebuah rasa ini.
Sangat konyol buatku jika seorang cewek
harus mengungkapkannya dulu. Dan dia juga terlalu bodoh tak memberikanku sebuah
ungkapan rasa itu. Ada sebuah alasan yang membuat kita berdua seperti itu,tentunya
untuk menjaga sebuah persahabatan ini dan menyimpan rapat tentang rasa ini. Namun kini tinggal bayangan dan sebuah kenangan saja.
Alfa, itulah namanya sosok orang yang bisa
menjadi apapun bagiku, seorang teman, kakak, dan apapun itu.
"Kenya, ke kantin yuk. Lapar nih
perut." ajak Alfa dengan nada manjanya dari depan pintu kelas.
Lucu juga sih mendengar nada manjanya
dengan raut muka yang sangat kasihan sekali, tapi aku sengaja membiarkannya
seperti itu agar dia kesal. Sering dia menghampiri ke kelasku untuk sebatas
mengajak ngobrol ataupun pergi ke kantin. Karena saat itu aku tak
menggubrisnya, Alfa mendekati tempat dudukku.
"Ayolah Kenya, lagi ngapain sih..??" gerutu Alfa.
"Ihh Alfa aku lagi sibuk nih, sibuk
ngerjain PR ku yang belum kelar."
"Astaga Key, kamu ini udah berapa kali
sih dibilangin.. Kalo tugas rumah ya diselesaika di rumah dong, nggak disekolah. Kalo gini kan
aku merasa diduakan terus."
Tatapannya yang mulai garang tak membuatku
merasa bersalah sama sekali, malah semakin membuatku ingin mengerjainnya lagi.
Namun tatapannya itu bukanlah seperti biasanya, iya.. Di dalam matanya aku
melihat sesuatu
yang janggal ada hal yang ia sembunyikan
dari ku.
"Iya-iya bentar lagi,, sabar dong. Aku
janji setelah ini nggak akan begini lagi, jadi nggak perlu khawatir kalo bakal diduain lagi
sama PR ku”.
"Nah, gitu dong. Ya udah gih
cepetan." sambil mengacak-acak rambutku.
"Alfa mah, jadi berantakan kan
rambutku. ya udah yuk ke kantin, lapar juga nih. Hehe"
Seperti biasanya kita berdua berjalan ke
kantin bersama layaknya seorang pacar yang romantis, dengan bergandengan
tangan. Banyak teman yang mengira kalo aku benar-benar berpacaran dengan dia,
padahal hanya sebatas sahabat belaka.
Sesampai di kantin kita memesan makanan
yang sudah menjadi kesukaan berdua,
hanya sederhana sih, BAKSO. Memang banyak kemiripin diantara kita, dari
tanggal lahir pun kita sama, rumah sakit pun juga sama.
Kita dulu memang tetangga yang dekat, namun
karena suatu hal keluarga Alfa harus pindah rumah. Tidak terlalu jauh dari rumahku,
tapi itu membuatku setiap saat tidak bisa bermain dengannya. Mungkin hanya
seminggu sekali, menjadi sebulan sekali, dan beberapa bulan sekali.
Tapi itu tidak membuat persahabatanku
dengannya terputus, karena kita meminta untuk selalu disekolahkan di tempat
yang sama hingga saat ini aku dan Alfa dalam jenjang SMA.
Pesanan telah datang, disela-sela makan,
Alfa menanyakan satu hal yang tak pernah dia tanyakan sebelumnya.
"Key, aku mau tanya sama kamu."
dia meletakkan kembali sendok yang di dalam pegangannya dan dengan mata yang
sama sekali tak aku pahami.
"Tanya aja lah, biasanya juga nggak
permisi dulu kalo mau tanya. Serius amat sih, mau tanya apa Alfa?" tanyaku
balik.
"Kalo suatu saat aku jauh darimu, apa
kamu bakal ngelupain aku Key?"
"Fa, kok nanyanya gitu sih, emangnya
nggak pertanyaan lain gitu apa, yang lebih serius?"
"Key, aku serius?"
Apa yang dia tanyakan saat ini benar-benar
serius, dari kata dan matanya. Di benakku mulai bercanpur aduk pertanyaan yang
ingin aku ajukan padanya, tapi sepertinya suasananya kurang tepat. Apa yang
terjadi dengannya, pasti dia takkan jujur padaku, pasti dia akan
menyembunyikannya dariku agar selalu berpikir bahwa dia baik saja. Tapi aku
tahu Fa, Disaat kamu baik-baik saja ataupun tidak, karena rasa sayang ku padamu
terlalu besar. Namun kamu tak boleh tahu Fa apa yang aku rasakan.
"Alfa, tanpa kau tanya, aku akan
selalu mengingatmu. Aku tak akan pernah melupakanmu karena kamu bagian dari
hidupku. Jadi, jangan pernah tanya itu lagi."
"Syukurlah Key, aku hanya ingin
memastikan saja kalo kamu tak akan pernah lupa sama sahabat kecilmu ini. Ya
udah, cepet habisin makannya nanti keburu masuk."
Bel tanda masuk pun berbunyi, kita masuk
dalam kelas masing-masing. Sepulang sekolah, biasanya aku dan Alfa
pulang bareng. Tapi tidak kali ini, aku melihatnya dijemput oleh mobil milik
ayahnya, mungkin dia ada urusan keluarga jadi dijemput dan pulang lebih cepat. Ya sudahlah, aku pulang
sendiri menunggu abang angkot yang setiap hari aku tumpangi.
'Tinn.. Tinnn...'
Klakson abang angkotnya, karena sering naik
jadi udah hapal deh, sampai klakson-klaksonnya pun juga hapal.
"Loh, kok sendirian aja.. Biasanya
sama cowoknya?" tanya abang angkot.
"Ouh.. Itu teman saya bang, dia tadi
sudah pulang duluan." jawabku.
"Oalah cuma temennya to, kirain abang
itu pacarnya".
"Ya udah bang, jalan." pintaku
untuk segera jalan karena aku tak ingin lama- lama dengar tentangnya.
Mengingatnya malah membuatku seperti akan
jauh darinya. Aaaiishh .. Aku harus segera menghilangkan pikiran buruk ini.
Sejenak aku tidur dalam angkot. Untuk
menenangkan pikiran ini dan karena tadi pelajarannya adalah pelajaran yang tak
aku sukai ditambah lagi guru-gurunya yang buat aku menjadi semakin tak menyukai
itu pelajaran pelajaran itu. Hahaha
Malam harinya aku berniat menelponnya untuk
menanyakan kenapa dia tadi pulang lebih cepat. Tapi sayang sekali yang menjawab
seorang perempuan "Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi atau berada
diluar servis area". Untung saja yang jawab operator, kalo yang lain
wahhh.. Akan ku hajar tuh anak.
"Ahh. Besok pagi ajalah aku tanya,
biasanya kan dia kerumah dulu sebelum berangkat sekolah. Akan ku kerjain.
Tunggu aja." batinku.
**setelah keesokan harinya**
Penantianku pagi ini kayaknya juga bakal
sia-sia, Alfa tak kunjung datang menjemputku. Sebenarnya apa sih yang terajdi, kenapa
setiap saat dia membuatku untuk selalu berpikir. Mungkin dia sudah sampai di
sekolah terlebih dahulu. Kuputuskan untuk segera berangkat sebelum satpam
menutup gerbangnya.
Tujuan pertama ku, aku harus kekelasnya dan
memastikan dia nggak apa-apa.
Aku tanya ke salah satu temannya, ternyata
memang dia nggak berangkat hari ini malah untuk satu minggu berikutnya. Katanya
sih ada acara yang sangat penting tapi kenapa lagi dia nggak bilang ke aku, apa
sih maksud dari semua ini. Rasa kesalku padanya semakin bertambah, namun di
balik itu ada rasa khawatir yang sangat besar. Aku menghubunginya tetap saja
nggak bisa. Oke, mungkin aku harus menunggu seminggu lagi dan meminta
penjelasannya.
Seminggu sudah akhirnya aku bersabar
menunggunya, sudah aku kumpulkan tenaga untuk bertemu lagi dengannya agar
rinduku ini juga terlihat olehnya. Tapi ada yang beda saat aku pergi ke
kelasnya, semua temannya berusaha untuk menghindar dariku, aku tanya tak ada satupun yang
mau menjawabku. Ada seseorang yang sedang mendengarkan musik di pojok kelas,
aku berusaha tanya padanya kemana si Alfa. Jawaban yang dia berikan sungguh tak
bisa aku pahami kenapa dia berkata seperti itu, apa dia benci dengan Alfa.
Ternyata tidak, dia termasuk teman dekat Alfa, dia adalah Ryan.
"Lo nggak usah cari Alfa lagi, karena
dia tidak ada disini. Dia udah pergi jauh dan nggak mungki kembali lagi". Dia berkata seakan ada
sebuah rasa pedih yang dia simpan.
"Apa maksudmu Yan?" tanyaku
dengan nada yang tak tau apa dia mampu bisa mendengarku. Aku ingin menangis
tapi kenapa air mata ini tak bisa keluar. Dadaku terasa sangat sesak sekali.
"Lebih baik lo pergi kerumahnya, kalo
gue cerita lo juga bakal nggak percaya juga. Yang pasti dia sudah pergi jauh
dan nggak kembali."
"'Tok..tok..tok..', assalamualaykum tante."
Pintu tak segera terbuka, aku mengetuknya
hingga beberapa kali.
"Wa'alaykumussalam. Ehh.. Kenya."
akhirnya tante Rina, ibunya Alfa keluar juga. Tahu aku yang datang dia langsung memelukku dengan erat sampai
nafasku mulai agak susah saking eratnya..
"Tan...te..."
"Ouh iya maaf ya, tante kangen banget
sama kamu. Sudah lama nggak kesini makin cantik aja. Pantesan Alfa...."
putus tante Rina.
"Alfa? Iya tante Key kesini mau cari
Alfa, mana dia tante. Udah lama dia nggak masuk sekolah, pasti dia bolos ya
tan?? Mana dia tan?? Biar aku yang menghajarnya."
Mata tante Rina mulai berkaca-kaca, kenapa
malah jadi seperti ini. Akhirnya tanpa sepatah kata, tante Rina menarikku
kedalam rumah dan mengajakku duduk. Tetap saja tak ada kata yang terucap, suara
isakan tangis tante Rina yang semakin menjadi-jadi. Aku mulai berdiri untuk
berusaha mencarinya, kesana kesini tak tampak Alfa juga. Langkahku mulai
terhenti saat mendengar ucapan tante Rina.
"Alfa sudah nggak ada nak, Alfa sudah
meninggalkan kita semua."
“Apa
sih maksud semua ini Tan? Kenapa semua orang bilang Alfa pergi, memang dia
pergi kemana? Pasti Alfa ada di kamar kan Tan?"
Tanpa mendengarkan jawaban dari Tante Rina,
aku langsung lari ke kamar Alfa. Aku mencari sosok Alfa, yang ada hanylah
foto-foto yang terpasang di dinding dan diatas mejanya. Semua foto itu adalah
fotoku saat bersamanya. Aku tak percaya kalo dia benar- benar nggak ada. Aku
meluapkan tangisku di kamar orang yang aku sayangi sambil memeluk erat fotonya.
"Kenapa kamu jahat Fa, kenapa kamu
pergi begitu aja??" hik..hik..
"Nak, Alfa seperti ini ada alasannya,
ini surat dari Alfa untukmu. Dia menyuruh Tante memberikan saat kamu datang
kesini. Semoga setelah membacanya kamu bisa ikhlas atas kepergiannya ya
nak."
Tante Rina meninggalkanku sendiri di kamar Alfa.
Aku mulai membuka surat yang dibuat Alfa untukku. Tak kuat rasanya harus
membaca surat ini,sesak sekali dada ini. Tapi aku harus membacanya, agar aku
tahu apa isi secarik kertas ini.
Dear
Kenyaku tersayang
Key, jika kamu
sudah membaca surat ini, berarti aku sudah tidak ada didunia ini. Aku akan
pergi untuk selamanya.
Semoga
setelah kepergianku ini, kamu menjadi orang yang semakin kuat, nggak bandel
lagi, ngerjain PR dirumah ya jangan di kelas, nurut tuh sama guru. Kamu harus
semangat menjalani kehidupan ini. Kamu janji ya??
Maafin
aku nggak bisa ngasih tau kamu kalau aku bakal pergi untuk secepat ini karena
sakit yang aku derita. Aku bertahan hingga saat ini juga karena kamu Key, kamu
yang selalu disampingku. Melihatmu tersenyum itu sudah cukup sebagai
semangatku.
Satu
hal yang harus kamu tauhu Key,, aku sayang sama kamu melebihi seorang sahabat.
Sayang ku ini tulus Key, dari kita masih kecil. Tapi sayangnya takdir yang
memisahkan kita. Alam ini yang tak bisa membuat kita tak menyatu.Aku tak mampu
mengungkapkannya. Aku hanya takut suatu saat akan merusak persahabatan ini. Aku
sudah tenang disini, jadi kamu nggak perlu khawatir lagi. Karena kamu sudah
pernah bilang ke aku sampai kapanpun kamu nggak akan lupakan aku. Aku sangat
senang saat mendengar kamu bilang begitu Key.
Tetap
semangat ya Key, aku harap yang kau ucapkan dulu itu benar. :) :)
Dari
Alfa yang menyayangimu
Alfa aku juga sangat menyayangimu. Aku
janji, aku tak kan lupakan dirimu dan kenangan kita berdua. Jangan khawatirkan
aku, pasti aku akan selalu memberikanmu senyuman. Baik-baik ya disana Alfa. Aku
tak menyangka hari itu adalah hari terakhir aku makan bersamanya dan
melihatnya.
Dan rasa ini tetap sama untuknya, hanya
untuknya meskipun rasa ini tak pernah terucap.
KARYA VIKY MAILANI KURNIA
NINGSIH
Daftar kata pencarian:
Novel remaja,
cerpen cinta, kisah cinta sedih, cinta berakhir luka, kenangan, lupakan mantan,
cerpen sendu, kisah sma, karya original, i love u, kisah cinta masa lalu, galau
tak berakhir, mencintaimu dalam diam, diam diam sayang, kisah cinta sahabat
kecil, persahabatan jadi cinta, sayang jadi cinta, sumua tentang cinta, cinta,
cinta ,cinta...